Si Bungsu

Hallo guys, kembali lagi ke tulisanku. Setelah melakukan vote di instagram lumayan banyak yang minta aku buat share pengalamanku sama si bungsu yang lucu ini. So, selamat membaca semua.

Sebelum mulai ke pengalamanku, aku mau jelasin sedikit tentang si bungsu ini. Jadi Geraham bungsu (wisdom tooth) ini adalah geraham ke 3 atau yang paling terakhir -sesuai namanya-, biasanya tumbuh diusia 17 sampe awal 20an -atau bisa jadi lebih, pengalaman tiap orang beda-beda-. Dan banyak banget kasus si bungsu ini bermasalah, salah satunya seperti yang ada di gambar diatas. Bahkan sampe ada yang bikin lelucon 'wisdom tooth that not wise enough', yah namanya juga bungsu ya, wajar kalo tingkahnya aneh-aneh, hehe. Dan gejala geraham bungsu ini bakalan beda-beda untuk setiap orang. Di tulisan ini aku bakal cerita tentang pengalaman pribadiku menghadapi si bungsu yang nakal ini.

Tadaaa... Itu hasil rontgen gigiku yang diambil tanggal 15 Juni 2017, yang mana gigiku masih lengkap ada 32. Dan saat itu keempat geraham bungsuku udah tumbuh, terutama yang 2 diatas itu udah sangat jelas dan sehat -kata dokter sebelum mengeksekusi gigiku-. Yang 2 dibawah itu tumbuhnya miring -ga muncul sepenuhnya- dan nabrak gigi di depannya.

Rasanya waktu pertama tumbuh dulu gimana sih? Jujur, aku lupa, tapi seingetku waktu geraham bungsuku tumbuh rasanya itu gak sakit yang sampe bikin aku gabisa makan -karena ada beberapa orang yang sakitnya sampe separah itu, termasuk mamaku-. Dulu malah aku fikir geraham bungsuku belum tumbuh, karena aku tidak merasakan sakit yang separah sampe gabisa makan. Kerasa sakit sih tapi cuman nyut-nyut an biasa dan masih bisa ditahan tanpa harus ke dokter -karena aku juga ga begitu suka ke dokter-. Dan waktu itu mamaku cerita kalo geraham bungsunya baru tumbuh setelah aku SMP atau SMA gitu aku lupa, dan rasanya beuhhhh -'suuuwwwaaaakkkkiiiitttt ppooolll' pengalaman mamaku-. Jadi kalo saat baca ini gigi kalian belum tumbuh, gausah panik, berdoa aja supaya tumbuhnya normal, sehat dan kuat.

Nah per tanggal 10 Januari 2019 kemarin keempat geraham bungsuku sudah tidak ada. Lho? Kenapa? Padahal kan yang atas tumbuhnya normal dan ga nabrak yang di depannya, kok dicabut juga? Sabar, sabar karena ditulisan kali ini aku bakal cerita tentang 2 geraham bungsuku yang ada di atas nomer 18 dan 28.

Semua cerita panjang tentang geraham bungsuku ini dimulai saat aku sering merasa sakit di pipi bagian dalam, sebelah kanan dan kiri. Mulai sering kegigit, dan sariawan gitu lah pokonya. Setiap aku ketawa, ngomong, bahkan buka mulut pun sakit pipiku -ini serius, waktu itu kalo ngomong kudu ati-ati biar pipiku tidak sariawan-. Dan ini baru kerasa waktu aku awal masuk kuliah, sekitar semester 2. Di masa-masa itu juga aku kadang ngerasa sakit di bagian bawah belakang -mungkin pas itu lagi tumbuh kali ya, tapi aku gasadar-. Akhirnya di bulan-bulan Juni 2017 -libur semester genap- aku pergi ke klinik buat meriksain gigiku ini. Dan disitu aku divonis -ceilah- kalo ke 4 geraham bungsuku itu impaksi -gigi impaksi itu keadaan dimana benih gigi terhalang pertumbuhannya-. Karena klinik itu gabisa memberi penanganan apapun akhirnya aku dirujuk ke RSU Dustira.

Nah karena aku dirujuk ke RSU yang mana pasti ruuwwaammee, dan banyak melayani pasien BPJS -termasuk aku- jadilah baru Januari 2019 cerita panjang ini selesai. Singkat cerita aku diminta buat mengambil rontgen gigiku -untuk mempermudah eksekusi si dokter-. Karena keluhanku waktu itu terfokus pada pipi yang sering sakit dan sariawan -sampe sempet gabisa ketawa karena sakit-, akhirnya aku memutuskan buat mengeksekusi 2 gigi atasku. Kalo diperhatiin baik-baik, keliatan kok di foto rontgen kalo gigi yang diatas itu tumbuhnya miring keluar -kena pipi-. Jadi yang menghalangi pertumbuhan gigi atasku itu ya pipi ehehehe.

Penanganannya gimana waktu itu? Cuman dicabut biasa -dengan tang khusus tentunya, makanya di klinik yang waktu itu aku kunjungin gabisa, mungkin kalo klinik kalian lebih canggih dan lengkap alat alatnya gaperlu sampe dirujuk-. Dan penanganannya ga terlalu lama, sekitar 10 - 20 menit an.

Loh ga di operasi? Kenapa? Iya, kalo gigi nomer 18 dan 28 ku waktu itu karena udah tumbuh jelas dan nampak utuh giginya, jadinya gaperlu di operasi.

Langsung dicabut 2 2 nya? No, dicabutnya 1 1, waktu itu sih katanya supaya tetep bisa makan dan fase pemulihannya juga lebih cepet, aku lupa diminta selang berapa lama, 1 minggu-an gitu kayanya. Atau bisa juga karena aku pasien BPJS ehehe. Karena aku pernah denger juga ada yang bisa diambil langsung 4 4 nya, tapi ya mungkin dokter lebih tau lah ya yang terbaik buat pasiennya. Nah pencabutan pertamaku itu tanggal 5 Juli 2017 (gigi nomer 28) dan yang kedua itu 13 Juli 2017 (gigi nomer 18). Dan waktu mau pencabutan gigi ke 2 itu ditanyain sama dokternya -percakapan yang selalu kuingat-

'kok dicabut giginya? bagus lho padahal giginya, sayang.'

'Iya dok, soalnya pipi saya sakit kena gigi yang itu, jadi yang sakit pipi saya dok, bukan giginya, hehe'

'.....' -kemudian mencabut gigiku 'mau dibawa pulang giginya?'

'Boleh dok'

Dan giginya masih ada di rumah sampe sekarang.

Rasanya gimana habis dicabut? Biasa aja sih kalo aku waktu itu, ya kaya cabut gigi biasa, gaada sakit yang spesial sih pasca pencabutannya. Tidak semenyeramkan yang aku kira. Dan setelah itu udah gapernah luka lagi pipiku, Alhamdulillah. Sebenernya yang bikin cape itu prosesnya menuju gigiku dicabut. Kalian pasti bingung kan ya kenapa sehabis aku rontgen ga langsung dicabut gigi nomer 28 nya. Nah seperti yang aku bilang sebelumnya kalo pasien BPJS di RSU rujukanku itu buuuwwaaanyak, jadi aku harus nunggu luuuwwaaamaa buat dipanggil. Dan akhirnya tensiku rendah sekitar 90/60 an kalo gasalah -karena emang selalu rendah sih setiap ditensi dan efek kelamaan nunggu juga-, terus dokternya gaberani mengeksekusi gigiku, takut hal buruk terjadi dan disuruh balik besok. Sedih gak seee?? Aku mengalami hal serupa itu hampir 3 kali kayanya buat 2 gigiku itu. Penantian berujung kecewa. Aku sampe hampir nyerah dan gamau nyabut giginya, tapi untung ada mama yang selalu setia menemani dan mengajarkan aku buat jadi lebih sabar. Makasih mama.

Pengalaman ini bisa jadi berbeda ya buat kalian, tapi setidaknya kalian sudah ada gambaran lah ya kalo geraham bungsu itu tidak selalu semenyeramkan itu.

Jadi tipsku buat kalian, jaga kesehatan ya kalo mau cabut gigi. Terus jangan mau disuruh nunggu lama lama, apalagi nunggu yang gapasti #ea.

Sekian dulu buat part 1 nya ya, Part 2 segera menyusul. Terimakasih sudah membaca sampai di akhir. Kalo ada yang mau ditanyain bisa ditulis di kolom komentar dibawah, Insha Allah pasti aku jawab.