Dinamika Kehidupan
Layaknya
sebuah roda, kehidupan ini akan senantiasa bergerak. Dan pergerakan itu
bukanlah tanpa sebab. Setiap perubahan posisi yang dialami roda merupakan hasil
dari suatu tenaga yang menggerakkannya. Pun kehidupan kita, setiap perubahan
posisi kita merupakan hasil dari apa yang telah kita lakukan, atau mungkin
hasil dari perbuatan orang lain yang berimbas pada kita. Tapi apakah setiap
perubahan itu bersifat adil? Tentu saja jawabannya iya.
Haha,
tapi yang benar saja? Jika memang kehidupan ini adil, lalu dimana letak keadilan di negeri ini kalau begitu? Dan dimana
letak keadilan di kehidupan kami? Jika
memang benar semuanya bersifat adil, lalu mengapa saya tidak dapat melihatnya?
Apakah keadilan itu bersifat rahasia?
Sehingga tidak semua orang bisa melihatnya? Ataukah aku yang memang tak acuh
dengan keadilan tersebut?
Ayolah,
jika memang dinamika kehidupan ini adil, lalu mengapa semua ini terasa begitu
memilukan? Mengapa yang terlihat dan terasa adalah sebuah ketidakadilan? Lalu dari
mana dapat dikatakan bahwa kehidupan ini sudah adil? Lihatlah betapa mirisnya
kehidupan di negeri ini-yang katanya menjunjung tinggi keadilan-. Lihatlah mereka yang sudah memiliki kehidupan yang nyaman,
tempat tinggal yang layak, pendidikan yang baik, malah sibuk mencari tempat
terbaik untuk menikmati kehidupan. Tidak salah memang, tapi coba lihat kami,
yang jangankan untuk mengenyam pendidikan yang layak, untuk makan saja kami
masih harus mengais dari tempat sampah. Itukah yang tuan-tuan katakan sebagai
sebuah keadilan?
Saya
hanya ingin saran tuan, ketimbang tuan bingung memikirkan soal mencari tempat tinggal yang lebih layak,
lebih baik tuan memikirkan bagaimana kami dapat mengenyam pendidikan yang layak. Agar negeri ini menjadi negeri yang lebih
layak. Adil bukan? Karena bisa jadi ketidakadilan yang saat ini kami rasakan
merupakan imbas dari perbuatan tuan-tuan. Jika tuan tidak setuju, maka
perlihatkan keadilan tersebut kepada
kami.
1. Keadilan hanya milik orang-orang yang berkuasa.
ReplyDelete2.Keadilan hanya milik orang-orang yang berduit tebal.
3.Keadilan hanya milik orang-orang yang berilmu tinggi.
Well, untuk dua case awal, mereka akan mendapatkan keadilan krn mereka mampu membeli keadilan. Gausah iri, toh itu hanya di dunia saja. Kelak di akhirat, mereka akan dihisab dan di adili oleh yang maha adil, yaitu Allah azza wa jalla.
Memang sedikit pilu, cuma arus zaman yang sudah berkata begitu, maka teruslah bermuhasabah untuk mengingat kepiluan itu agar kita bisa berperilaku adil kepada diri kita dan orang lain. Susah sih... Tapi apa salahnya berpedang pada akar di sungai agar tidak terbawa arus yang ada.
Nah, untuk case ketiga, coba bedah Nabi Muhammad dan para sahabatnya, yang berilmu luas, sehingga dari ilmunya tercipta perilaku yang adil. Baik adil kepada diri sendiri dan orang2 disekelilingnya.
Dengan ilmu lah, kita akan tersadar dan tau mana yang haq dan mana yang bathil.
Jadi, carilah ilmu secara holistik, karena sistem pendidikan skrg yg menjadikan seseorang tersekat-sekat dan dari sekat itulah tercipta ketidakadilan bagi hati dan otak kita.
Bertahanlah untuk mempunyai hati dan perasaan sedemikian rupa, agar dri hati itu mewujud suatu tindakan untuk mementaskan ketidakadilan. Tentunya harus dimulai dari diri sendiri dan sedikit demi sdikit ditularkan ke orang lain. :)