Pergi Saja
Jatuh cinta aku pada sosokmu. Sosok yang masih belum jelas asal usul dan tujuannya. Sosok yang kukenal melalui pertemuan singkat. Sosok yang berhasil mencuri hatiku. Aku selalu berusaha menahan semua ini, tapi apalah dayaku melawan hati yang sedang berbunga ini? Aku terbawa emosi, aku jatuh cinta padamu seketika itu juga.
Setiap hari kau ucapkan janji janji yang indah. Janji janji yang entah bisa kau pertanggung jawabkan atau tidak. Janji yang membuatku semakin jatuh cinta. Kau hadir sebagai sosok yang selama ini aku nanti. Sosok yang baik, perhatian, penyayang, penyabar. Batapa bahagianya diriku saat itu.
Seiring berjalannya waktu, satu demi satu fakta mulai naik ke permukaan, perlahan tapi pasti. Menghapus semua riasan yang menutupi dirimu. Semuanya terjadi begitu cepat, rasanya tidak mungkin aku mempercayai kata orang tentangmu. Memang tidak, bersikeras aku membantah semua fakta tentangmu. Bersikeras aku membelamu.
Semua memaksaku untuk pergi, termasuk kau. Kau yang dulu berjuang keras untuk mendapatkanku. Tapi kini dengan mudah kau memintaku pergi, melupakanmu, meninggalkanmu.
Awalnya aku menolak uuntuk pergi. Awalnya aku memilih untuk tetap bertahan. Tapi satu hal yang bembuatku sadar. Dengan begitu cepat kau meninggalkan hidupku, dan masuk ke kehidupan orang lain, tanpa salam perpisahan, tanpa permisi. Sakit, hanya sakit yang kurasakan saat itu.
Tapi kini, aku berhasil membuang semua bayangmu, semua rasa yang pernah ada untukmu. Kau pergi begitu jauh. Entah karena itu memang keinginanmu, atau aku yang memang tidak menginginkan hadirmu lagi. Sebelunya terimakasih tuk semua pengorbanan yang pernah kau berikan untukku. Terimakasih tuk kenangan manis yang kau berikan, yang menyisakan goresan luka. Maaf atas pilihanku tuk meninggalkanmu, dan semua janjiku.
Comments
Post a Comment