Ice Cream from Far Away



Adakah seseorang di muka bumi ini yang tidak menyukai eskrim? Kurasa tidak ada, hanya saja setiap orang memiliki seleranya masing-masing. Jika memang ada orang di dunia ini yang tidak menyukai eskrim, mungkin dia belum menemukan eskrim yang sesuai dengan seleranya. Tapi pada tulisan kali ini aku tidak akan bercerita mengenai eskrim, melainkan mengenai sesuatu yang lebih menyenangkan dari itu.

Berawal dari 17 bulan yang lalu, saat dimana aku pertama kali membulatkan tekat untuk meneruskan studiku di kota yang asing ini. Sejak kali pertama aku membulatkan tekatku, aku percaya dan yakin, bahwa aku tidak akan merasa sendiri di kota ini. Namun 4 bulan pertama yang ku habiskan di kota ini cukup menguras air mata. Menyesal aku sudah memilih untuk pergi sejauh ini. Hingga akhirnya aku bertemu dengan ribuan malaikat di kota ini. Malaikat yang sangat senang bercerita, tentang apapun. Malaikat yang tidak terlihat seperti malaikat.

Adakah seseorang di muka bumi ini yang tidak senang apabila bertemu dengan malaikat? Kurasa tidak. Namun itu sempat terjadi pada diriku. Dulu saat kali pertama aku bertemu malaikat di kota ini, aku teramat menyesal, teramat sangat. Dulu saat kali pertama aku bertemu mereka, aku sangat membenci mereka, dan berharap tidak bertemu dengan mereka. Itu semua karena malaikat disini berbeda dengan malaikat yang saat ini sedang kalian bayangkan. Mereka sama sekali tidak rupawan, tidak ramah, dan tidak menyenagkan. Mereka cenderung terlihat seperti penjaga kontrakan yang teramat galak. Aku membenci mereka saat itu, teramat sangat.

Namun seiring berjalannya waktu aku mulai memahami beberapa hal. Bahwasannya tidak selamanya malaikat itu berwajah rupawan, namun semua malaikat itu berhati baik dan menyenangkan, dan mereka memiliki caranya masing masing. Aku pun telah banyak belajar dari apa yang mereka ceritakan, terutama tentang cara menghargai sebuah kebersamaan. Tidak berhenti disitu, mereka juga mengajariku tentang arti sebuah pengorbanan dan keikhlasan, dan juga banyak pelajaran berharga lainnya. Hanya saja banyak manusia sepertiku yang terlalu cuek akan pentingnya hal tersebut. Aku merasa manusia sepertiku juga perlu mengetahui cerita menyenangkan para malaikat itu, hanya saja aku tidak mengerti bagaimana caranya.

Hingga suatu hari aku bertemu dengan salah satu malaikat yang katanya merupakan malaikat paling bijak diantara yang lainnya. Aku menceritakan segala keresahan dalam hati ini, mencurahkan ribuan mimpi yang ingin kuwujudkan. Malaikat satu ini hanya tersenyum menanggapi semua pemikiran tak wajarku. Namun ada satu keresahan juga harapanku yang mampu membuat malaikat satu ini terkejut lalu tersenyum bangga campur bahagia. Ekspresi tersebut muncul sesaat setelah aku berkata ‘aku takut manusia sepertiku tidak mampu bertahan jika kami terus seperti ini, kami ingin menjadi seperti kalian.’ Dan tetap seperti itu selama beberapa menit. Aku mulai berfikir dan mengingat ingat susunan kata yang tadi keluar dari mulutku, aku sangat cemas aku mengatakan sesuatu yang salah hingga membuat malaikat satu ini tidak mampu berkata-kata. Tepat saat aku hendak meminta maaf, malaikat satu ini mengeluarkan selembar kertas usang dari kantongnya seraya berkata ‘ajak semua teman temanmu untuk datang ke acara ini besok malam, akan kami sampaikan bagaimana caranya untuk menghargai kebersamaan.’


Kuambil kertas usang itu dari tangannya, dan setelah perbincangan hangat kami selesai aku bergegas menyampaikan kabar baik ini kepada semua manusia di kotaku. Dan malam itu sungguh menjadi malam yang luar biasa, malam yang menyadarkan kami akan pentingnya menghargai kebersamaan. Malam itu juga menjadi malam panjang yang mengajarkan kita tentang arti sebuah perjuangan. Dan malam itu telah menjadi malam yang tak terlupakan untuk kami, karena kami mendapat ribuan pelajaran berharga. Malam itu para malaikat menceritakan kepada kami sebuah dongeng yang istimewa bagi mereka, dan juga istimewa bagi pendengar yang memahaminya. Dongeng para malaikat malam itu setidaknya berhasil mengetuk pintu hati kami meski belum sepenuhnya terbuka. Dan saya sangat senang bisa menghadiri pertunjukan yang luar biasa malam itu. Pertunjukan tentang perjalanan hidup. Terimakasih kepada para malaikat yang sudah dengan sabar membimbing dan mendidik para manusia sepertiku yang tidak tahu apa apa. Semoga seiring berjalannya waktu kami bisa menjadi malaikat seperti kalian.

Comments

Popular Posts