Izinkan Aku Bercerita
"Kalau aku sudah makan bagaimana?"
"Rasanya tidak mungkin kalau kamu sudah makan, cepatlah bersiap, aku akan segera tiba di rumahmu."
"Hmm, baiklah."
"Jangan lupa mandi, karena aku yakin kamu pasti belum mandi." (Tuuut..)
"Ah, kenapa langsung dimatikan sih? Kebiasaankan, kalo mau ngajak keluar selalu mendadak, gatau apa aku lagi pengen di rumah aja" Ujarku sambil berjalan menuju kamar mandi.
20 menit kemudian tepat saat aku sudah selesai berpakaian seadanya, telefon genggamku kembali berdering. Aku hanya menatap layarnya sekilas, dan menyiapkan tas kecilku. Tanpa mengangkat penggilan masuk itu aku bergegas keluar dari kamarku.
"Mbak, adik keluar dulu ya." Teriakku di ruang tamu, mbak sepertinya sedang menyuci di belakang.
"Iya Dik, hati hati ya, jangan pulang terlalu larut, mbak takut sendirian dirumah." Jawab si mbak sambil mengintip ke ruang tamu.
"Hahaha, iya mbak, ga sampe malem kok. Nanti adik bawakan oleh-oleh, Assalamualaikum." Jawabku sambil menutup pintu depan.
"Waalaikumsalam." Suara mbak masih terdengar walau agak samar.
"Hehe, aku lama ya? Maaf." Ujarku sambil membuka pintu mobil CRV hitam di depanku.
"Udah biasa kok, kamu gak lupa mandi kan?" Ujar pria yang duduk dibalik kemudi itu dengan tatapan menggoda. Kali ini aku hanya membalas dengan tatapan menyebalkan sambil mengenakan sabuk pengaman. Mobil CRV hitam itu pun segera melaju meninggalkan rumahku. Sepanjang perjalanan kami banyak bercerita tentang segala hal yang bisa dijadikan cerita. Hari itu berakhir menjadi hari yang menyenangkan untukku. Entah mengapa, tapi memang harus ku akui, setiap hari yang ku jalani bersamanya pastilah menjadi hari yang menyenangkan. Tidak peduli seburuk apa perasaan kami hari itu.
*****
Hari ini, tepat 1 bulan setelah kejadian itu terjadi, kejadian yang tidak pernah aku harapkan untuk terjadi. Kecelakaan itu, berita duka itu, masih terdengar begitu menyakitkan hingga saat ini. Sudah tepat 1 bulan dia meninggalkanku, untuk selamanya. Entah aku harus menyalahkan siapa atas kejadian ini, tapi rasanya aku belum rela.
Orang yang selalu menyemangatiku, mendukungku, mengajariku tentang banyak hal, memperkenalkanku pada dunia. Pergi meninggalkanku tanpa sempat berpamitan. Tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal, atau bahkan menyampaikan pesan terakhirnya untukku. Agar aku bisa kuat tanpanya, agar aku bisa menjaga diri.
Selamat tinggal kak, doakan aku selalu baik baik saja tanpamu. Terimakasih telah mengenalkanku pada berjuta rasa baru selain sepi. Namun maaf kak, aku tidah bisa terbiasa dengan rasa-rasa itu tanpamu.
Comments
Post a Comment