Dana dan Isi Hatinya
Malam itu Dana hanya melamun di depan meja kerjanya. Memandangi jalanan yang mulai sepi dari jendela apartemennya. Menyesali perbuatannya sore tadi, sudah jelas Adam duduk di hadapannya saat ia menanyakan keberadaan Adam pada wanita idamannya. Awalnya Dana ingin mengajak Vani pergi makan malam bersama, tapi apa daya, ia malah menanyakan hal yang membuat sang puan kesal.
Sudah hampir 13 tahun Dana mengagumi dalam diam. Awalnya ia kira perasaan ini akan hilang seiring berjalannya waktu. Namun dugaannya salah total, semakin keduanya bertambah dewasa, semakin jelas pula rasa yang selama ini ia pendam. Vani merupakan sosok gadis yang ceria dan pintar di mata Dana, memang bukan tipe idealnya, tapi mampu memenuhi banyak ekspektasi Dana. Semakin Vani bertambah dewasa, semakin yakin pula bahwa wanita itu adalah tujuan akhirnya.
"Van, tunggu gue sebentar lagi ya. Nanti kita kenalan lebih dekat. Gue janji bakal ngelamar lo. Tunggu sebentar lagi" Dana berucap dengan suara lirih, lebih kepada dirinya sendiri. Ia tahu, Vani tidak akan selamanya menunggu. Mungkin saja ia akan gagal mendapatkan pujaan hatinya. Namun sekarang belum saatnya mengambil langkah.
[]
----------
narasi untuk The Porororo Changs on Twitter
Comments
Post a Comment