Mengharap Fajar



Fajar, salah satu lukisan alam yang juga indah. Seindah senja, apapun bentuknya. Ditulisan kali ini aku akan bercerita mengenai pengharapanku kepada fajar. Pengharapanku yang paling tulus. Karena aku tahu, sebesar apapun aku berharap pada fajar, ia pasti akan kembali, menepati janjinya kepada semesta. Jadi aku tidak akan kecewa. Sama seperti menanti, ketika kau berharap kaupun harus ikhlas pada apapun hasil yang akan kau dapat. Entah baik atau buruk, suka atau tidak.

Tahukah kalian segala sesuatu didunia ini datang dan pergi, ada yang sesuka hati, namun ada pula yang dengan hati hati. Tapi sadarkah kalian, bahwa tak semua yang pergi itu akan kembali. Ada yang pergi untuk kembali membawa hal yang lebih baik. Namun ada pula yang pergi untuk meninggalkan luka, pergi dan takkan kembali, takkan pernah. Bahkan matahari pun datang dan pergi bukan? Matahari selalu mengucapkan selamat tinggal dengan sangat indah melalui senja disore hari. Dan selalu kembali membawa janji janji kehidupan yang lebih baik melalui fajar dipagi hari.

Tapi sayangnya tidak untuk hari itu. Saat aku sangat mengharap fajar segera datang, matahari segera bersinar terang, agar aku bisa kembali terbangun dari mimpi paling menyeramkan. Namun sayangnya hari itu semua harapanku sia sia. Yang terjadi di malam yang panjang itu bukanlah mimpi. Dan terpaksa aku harus menerima kenyataan pahit itu, sepahit kopi yang kau seduh tanpa gula. Menelannya sampai habis hingga ampas ampasnya. Kali itu fajar berbuat curang, ia mengambil semua janji 'hari yang lebih baik' dari diruku, semuanya, tanpa ampun.

Tapi bagaimanapun fajar tetap pergi digantikan oleh senja. Setidaknya hari itu senja bisa mengobati sedikit luka dihatiku. Dan bagaimanapun fajar tetap kembali lagi, seolah tak pernah terjadi apapun dalam hidupku. Dan ya bagaimanapun aku harus bisa berdamai dengan fajar di hari itu, dengan semua kenyataan yang saat ini ada di hadapanku. Yang sejatinya semakin membuat dadaku sesak. Entah butuh waktu berapa lama untuk benar benar berdamai dengan semua ini. Tapi setidaknya hari ini (19/07) adalah hari yang membuatmu bahagia bukan? Jadi lupakan soal fajar itu, dan nikmati saja kebahagiaanmu saat ini. Karena bisa saja suatu saat fajar akan mengambilnya darimu, atau mungkin saja senja yang melakukannya. Kita tidak tahu. Tidak pernah tahu.

Comments

  1. Entah, aku merasa fajar dan senja seakan manusia. Mungkin ini akibat aku mengenal sosok isudin

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts